Yang Terindah dari Karnaval Kaliwungu 2011

Cuaca siang itu begitu terik, matahari seolah enggan bersembunyi sebentar saja di balik mendung untuk sekadar memberikan waktu bagi orang-orang menikmati kesejukan. Suara-suara mulai ramai diperdengarkan, kemana saja kaki melangkah waktu itu, suara-suara yang begitu ramai akan selalu tertangkap oleh segenap warga Kaliwungu, ya, suara drum ditabuh, suara terompet, suara musik yang dimainkan grup-grup Drum Band dan suara-suara yang berasal dari peserta karnaval saling bersahutan. Setiap kampung mulai sepi warga, mereka memilih keluar menuju jalan raya di mana arak-arakan Karnaval Kaliwungu akan melewatinya. Tentu, siapa saja tak akan mau melewatkan momen yang sangat guyup itu.

Itulah suasana Kaliwungu menjelang perhelatan akbar: Karnaval Kaliwungu yang digelar setiap tahun dalam rangka menyambut bulan Ramadhan nan suci, hanya saja tahun ini karnaval diadakan juga dalam rangka memperingati agustusan. Setiap warga Kaliwungu sangat antusias untuk menyaksikannya.

Para aktvis muda NU yang tergabung dalam organisasi IPNU-IPPNU Kaliwungu rupanya tak mau ketinggalan bagian dalam perhelatan tersebut, sebagai ladang yang subur bagi islam ala Ahlussunah Wal Jamaah, Kaliwungu kiranya perlu mengusung identitas ke-NU-an yang sangat khas. 

FOTO by: Nauva Qonita
Dengan bumbu kreatifitas dan kebersamaan, para pemuda pemudi NU begitu bersemangat dalam mempersiapkan berbagai macam performance.

Persiapan sudah begitu matang, arak-arakan kontingen karnaval dari IPNU-IPPNU Kaliwungu pun menuju tempat start karnaval, terlihat begitu guyup, meriah, dan kreatif. 

Arak-arakan karnaval dari IPNU-IPPNU Kaliwungu terlihat guyup karena seluruh ranting turut bergabung dengan berbagai kreatifitasnya, yakni berupa kritik sosial dengan menampilkan peserta bertopeng Nazarudin, Nunun, dan Gayus. Selain itu juga kritik sosial atas problem TKI/TKW dengan menampilkan peserta yang berperan sebagai TKW yang hamil dan disiksa oleh majikannya. Dalam arak-arakan tersebut juga terdapat keranda mayat yang terdapat tulisan "TURUT BERDUKA CITA ATAS MENINGGALNYA PEMERINTAHAN INDONESIA" sebagai wujud kritik bagi pemerintahan yang seolah-olah tidak ada ketika rakyat terkungkung dalam berbagai problem sosial.


Dalam rangka memeriahkan arak-arakan kontingen itu, IPNU-IPPNU Kaliwungu turut mengajak beberapa lembaga ataupun organisasi untuk dapat bergabung dalam arak-arakan tersebut, yakni tim rebana dari PK. IPNU-IPPNU Miftahul Huda dan tim Marching Bloenk dari Krajan Kulon. Arak-arakan pun kian terasa meriah.

Sebagai organisasi Islam yang sangat nasionalis, IPNU-IPPNU juga membawa berbagai slogan dan jargon menarik yang dituliskan di beberapa papan, di antaranya membawa pesan-pesan perdamaian, stop kekerasan, toleransi beragama, dan lain sebagainya.

Rupanya, karnaval yang dilaksanakan kamis (22/07) lalu merupakan ajang bagi PAC. IPNU-IPPNU Kaliwungu untuk mengekspresikan diri, tidak hanya dari sisi seni atau kreatifitas saja, tetapi merupakan refleksi ideologi, pesan perdamaian, dan kritik sosial yang menarik.
-----------------------------------------------------------
Dokumentasi Karnaval : (FOTO by : Nauva Qonita)




"Junjung Tinggi Toleransi Beragama"

"Perbedaan adalah Kekayaan Kita"

Perwakilan ranting IPNU-IPPNU

"Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya Pemerintahan Indonesia"

Gayus, Nunun, dan Nazarudin

"TKI ku sayang, TKI ku yang malang"






0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda !