Selepas wafatnya Gus Dur, perjuangan terhadap nilai luhur Islam yang Rahmatan Lil Alamin sekaligus terhadap nilai-nilai kebangsaan seperti kehilangan kekuatan. Konflik SARA kian gencar terjadi di berbagai daerah, kaum minoritas seperti kehilangan seorang Bapak sebagai tempat berlindung. Maka tidak heran ketika banyak orang merindukan sosok Gus Dur sebagai tokoh yang selalu terdepan dalam mengajarkan nilai humanisme, pluralisme, dan agama islam yang toleran.
Gus Dur begitu melekat dengan identitas ke-NU-an, sehingga selepas kepergiannya, orang-orang banyak berharap pada organisasi yang kental dengan pemikiran Gus Dur tersebut. Karena hal itulah, beberapa aktivis muda NU yang aktif di PAC. IPNU IPPNU Kaliwungu mencoba melanjutkan pemikiran Gus Dur dengan memotori Gerakan Gusdurian di daerah Kendal.
Bermula dari acara 100 hari Gus Dur yang diadakan pada pertengahan tahun 2010 lalu, PAC. IPNU IPPNU Kaliwungu merasa perlu untuk membentuk satu wadah yang lebih intens dalam melakukan kajian-kajian terhadap isu-isu kebangsaan, sosial, dan agama dengan menjadikan Gus Dur sebagai bahan rujukan. “kami lihat berbagai daerah sudah terbentuk komunitas-komunitas gusdurian, sementara di Kendal sendiri belum terbentuk, karena itu, saya kira, dari tangan beberapa aktivis muda NU dari kampung ini kami bisa memotori wadah gusdurian di daerah Kendal” papar Najibril Muhammad selaku ketua PAC IPNU IPPNU Kaliwungu.
“sebenarnya di Kendal sudah ada komunitas Gus Dur Studies yang sudah terbentuk sejak Gus Dur belum wafat, tetapi itu terbatas pada kader muda di PKB Kendal, kami tetap ajak mereka untuk bergabung, tetapi kami mungkin akan lebih terbuka ke pada teman-teman dari lintas sosial dan agama” tambahnya.
Sebagai bukti keseriusan mereka dalam menggagas sekaligus merealisasikan komunitas gusdurian ini, pada tanggal 27 Februari lalu, PAC IPNU IPPNU Kaliwungu dengan merangkul beberapa aktivis dari Gus Dur studies dan lintas agama mengadakan acara Sarasehan Kebhinekaan yang dihadiri oleh Alissa Wahid (Putri sulung Gus Dur) dan Inayah Wahid (putri bungsu Gus Dur), dalam acara tersebut meraka mengatasnamakan diri sebagai Jaringan Gusdurian Kendal.
Salah satu penggerak Gusdurian Kendal, Muhammad Atfal menyampaikan komitmennya ketika diberi pertanyaan tentang progresivitas Gusdurian Kendal sejauh ini. “yang perlu kami lakukan saat ini masih terbatas pada kajian-kajian terhadap berbagai ketimpangan sosial yang terjadi di negeri ini, dari mulai persoalan kekerasan atas nama agama hingga konflik SARA, yang terpenting bagi kami adalah memupuk semangat kebangsaan teman-teman di Kendal supaya mereka tidak mudah terjebak dalam persoalan sosial yang kian pelik” paparnya.
Jasa Gus Dur begitu besar terhadap NU dan Indonesia, maka sudah selayaknya NU menjadi penggerak dari gerakan maupun wadah khusus yang bertujuan untuk melanjutkan pemikiran Gus Dur. NU begitu besar, tentu NU mampu melanjutkan pemikiran Gus Dur yang begitu luhur. Kader muda NU harus bisa menunjukkan diri sebagai agent of change yang sebenarnya. Diharapkan apa yang dilakukan PAC IPNU IPPNU Kaliwungu ini bisa menjadi motivasi bagi kader muda NU lainnya untuk melakukan hal yang sama, masyarakat begitu berharap dan bertumpu pada NU sebagai organisasi di mana Gus Dur dibesarkan sekaligus di kemudian dibesarkan oleh Gus Dur. (aml)
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda !